Selasa, 17 Maret 2009

Masturbasi Sebabkan Kanker!

 Pria muda yang melakukan masturbasi akan mempunyai resiko yang lebih besar terkena kanker prostat pada saat mereka tua nantinya, tetapi sebaliknya memuaskan diri sendiri pada umur pertengahan malah akan melindungi dari timbulnya tumor.

Hubungan ini ditemukan oleh para peneliti dari Nottingham University di mana meneliti kehidupan seksual dari 800 pria. Separuh mereka terdiagnosa menderita kanker dan sisanya bebas dari penyakit tersebut.

Mereka ditanyai seberapa sering melakukan seks dan masturbasi, serta berapa jumlah pasangan yang mereka punya selama masa umur 20 tahunan, 30 tahunan, 40 tahunan dan 50 tahunan.

Para peneliti tersebut menemukan 40% dari pria yang menderita kanker prostat, laporannya menunjukkan kalau aktivitas seksual mereka paling tinggi.

Lebih dari sepertiganya mengatakan mereka melakukan masturbasi sebanyak 2 sampai tujuh kali dalam seminggu ketika mereka masih berusia 20 tahunan. Pola yang sama berlanjut pada usia 30 tahunan.

Tetapi pada usia pertengahan, fakta itu berbalik. Pria yang melakukan masturbasi punya kemungkinan paling kecil terkena tumor.

Selama ini sudah diketahui kalau kanker prostat berhubungan dengan tingkatan dari hormon testosteron pria yang mana mengatur dorongan seks pada pria.

Dr Polyxeni Dimitropoulou, yang mengepalai penelitian itu, mengatakan: "Dorongan seks pada pria juga diatur oleh tingkatan dari hormon mereka, jadi penelitian ini ingin membuktikan kebenaran dari teori yang mengatakan bahwa mempunyai dorongan seks yang tinggi akan berakibat pada resiko terkena kanker prostat."

"Kami menemukan hubungan yang sangat erat antara kanker prostat dengan aktivitas seksual pada pria usia 20 tahunan, dan antara masturbasi dengan kanker prostat pada usia 20 serta 30 tahunan mereka," katanya.

Dr Dimitropoulou menambahkan: "Penjelasan yang paling mungkin kenapa masturbasi pada pria usia 50 tahunan justru menimbulkan efek perlindungan adalah terjadinya pelepasan racun yang terkumpul selama melakukan aktivitas seksual itu. Hal itu tentunya akan mengurangi resiko berkembangnya kanker di bagian prostat."

Setiap tahunnya banyak terjadi kasus kanker prostat, tetapi kebanyakan terjadi pria berusia lanjut, terutama pada pria yang berumur 70 tahun ke atas.

sumber :  http://www.kapanlagi.com/a/masturbasi-sebabkan-kanker.html

Televisi Faktor Terbesar Terjadinya Seks Usia Dini

Terlalu banyak menonton televisi, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, tingginya tingkat kekecewaan dan buruknya hubungan keluarga dapat menjadi rumus yang meningkatkan perilaku seks dini di kalangan remaja, demikian hasil suatu studi baru.

"Jika Anda mengumpulkan semua faktor tersebut, Anda dapat memperoleh perkiraan yang lebih kuat mengenai siapa yang melakukan hubungan seks dan siapa yang tidak," kata Dr. Janet Hyde dari University of Wisconsin, yang memimpin tim penelitian tersebut.

"Satu hal saja barangkali takkan menghasilkan itu, tapi dengan berlalunya waktu Anda akan memperoleh dua atau tiga faktor resiko, keadaan mulai merosot," katanya.

Hyde dan timnya mempelajari 273 remaja yang berusia antara 13 dan 15 tahun. Sebanyak 15 persen dari mereka telah melakukan hubungan seks dini.

"Anak-anak yang melakukan perbuatan seks dini sangat tak mungkin untuk menggunakan pelindung sehingga menambah besar resiko kehamilan di kalangan remaja dan menderita penyakit yang menular melalui hubungan seks," kata Hyde.

Salah satu faktor terbesar bagi hubungan seks dini oleh remaja adalah menonton televisi, sebagian karena program televisi menggambarkan tingkat seksualitas yang lebih tinggi buat remaja dan orang dewasa dibandingkan dengan yang ada dalam kenyataan, kata para peneliti itu.

"Banyak ahli komunikasi mengatakan bahwa sewaktu kita menonton banyak bahan seperti itu, kita dibuat percaya bahwa itu nyata. Dalam kasus ini, anak-anak yang banyak menonton TV percaya bahwa semua anak sebenarnya melakukan hubungan seks, sehingga mereka akan melakukannya juga atau mereka akan merasa terasing," kata Hyde, yang melaporkan temuan timnya di dalam Journal of Youth and Adolescence.

TV juga seringkali tak menggambarkan konsekuensi negatif hubungan seks, seperti kehamilan yang tak dikehendaki atau penyakit yang menular melalui hubungan seks, katanya. Tetapi itu bukan satu-satunya faktor resiko bagi remaja untuk memulai hubungan seks sebelum berusia 15 tahun.

Anak perempuan yang telah melakukan hubungan seks secara dini memiliki penghargaan diri yang lebih rendah, hubungan yang buruk dengan orang-tua mereka, hidup bersama ibu tunggal atau orang-tua tiri, memperlihatkan tanda gangguan hiperaktif kekurangan-perhatian (ADHD), tak berprestasi di sekolah, dan lebih banyak menonton televisi.

Anak laki-laki yang melakukan hubungan seks dini lebih lauh melewati masa puber, memiliki penghargaan diri yang rendah, memperlihatkan tanda ADHD dan gangguan pembangkangan-penentangan (ODD), memiliki hubungan buruk dengan orang-tua mereka dan juga lebih banyak menonton televisi dibandingkan anak laki-laki lain.

Para peneliti tersebut menyarankan agar semua faktor resiko mengenai seks dini oleh remaja ditangani dan orang-tua ikut dalam proses itu, selain guru dan pembimbing. Mereka juga menyerukan dilancarkannya program pendidikan seks menyeluruh sehingga remaja dapat melindungi diri mereka jika mereka melakukan hubungan seks.

"Jika kita memiliki pendidikan seks yang menyeluruh sehingga anak-anak benar-benar dapat memiliki pilihan yang mereka ketahui dan melindungi diri mereka, itu adalah strategi yang jauh lebih baik," kata Hyde

Sumber : http://www.kapanlagi.com/a/televisi-faktor-terbesar-terjadinya-seks-usia-dini.html

Rabu, 04 Maret 2009

DPR setujui Perppu sunset policy jadi UU !!!!!

AKARTA - 10 fraksi di DPR menyetujui penetapan Perppu Nomor 5 Tahun 2008 tentang perubahan keempat UU No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) menjadi undang-undang.

Persetujuan itu tercapai dalam sidang paripurna DPR hari ini, Selasa (3/3/2009), di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Pada dasarnya, semua fraksi menyambut baik program sunset policy, namun beberapa fraksi menginginkan pelaksanaan program ini diperpanjang dan diperbaiki desainnya.

Dalam pandangan akhir pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa penyusunan RUU ini dimaksudkan untuk memberi kepastian hukum, meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, meningkatkan kualitas basis data perpajakan, serta meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak.

Penyusunan RUU ini dengan mempertimbangkan ternyata banyak masyarakat yang masih ingin melaksanakan kewajiban perpajakan melalui fasilitas sunset policy.

"Penguatan basis perpajakan nasional akan menunjang penerimaan pajak di masa depan. Untuk mewujudkan basis perpajakan yang lebih kredibel, perlu diberikan kesempatan seluasnya pada masyarakat untuk manfaat sunset policy," papar Sri.

Dalam pelaksanaanya, masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi yang ditandai dengan banyaknya wajib pajak yang membayar pajak di kantor pos dan bank, juga mengajukan SPT dan NPWP. Penerimaan pajak saat ini mayoritas berasal dari PPh. Di tahun 2008 peran PPh badan sebesar 77,11 persen sedangkan dari PPh pribadi hanya 22,89 persen.

"Perimbangan tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi di negara maju, di mana peranan PPh orang pribadi mayoritas dari PPh badan" ungkapnya.

Dengan adanya perpanjangan program ini diharapkan kepatuhan wajib pajak pribadi meningkat, sehingga perimbangan dapat diperbaiki secara bertahap.

Sesuai data Ditjen Pajak, surat pemberitahuan (SPT) yang disampaikan dalam rangka sunset policy sampai 28 Februari 2009 adalah 804.814 SPT. Dari jumlah tersebut 556.194 SPT diterima sampai 31 Desember 2008 dan 248.620 SPT diterima dari 1 Januari 2009-28 Februari 2009.

Dengan demikian, perpanjangan sunset policy memberikan kesempatan pada wajib pajak untuk menyampaikan SPT sampai 28 Februari 2008 dan meningkatkan 44,7 persen dari total SPT yang diterima dalam rangka sunset policy selama tahun 2008.

Penerimaan dari SPT PPh kurang bayar yang disampaikan dalam rangka sunset policy sampai 28 Februari 2009 sebesar Rp7,46 triliun, dengan perincian Rp5,56 triliun diperoleh pada periode 1 Januari-31 Desember 2008.

Sedangkan periode 1 Januari-28 Februari 2009 diperoleh sebesar Rp1,9 triliun. Hal ini menunjukkan kontribusi penerimaan sebesar 34,2 persen dibandingkan nilai penerimaan sunset policy selama 2008.

Wajib pajak orang pribadi yang mendaftar NPWP selama 2008 memiliki kesempatan memanfaatkan program ini lebih dari Rp3,5 juta. Kenaikan NPWP dalam pelaksanaan sunset policy hingga 28 Februari 2009 mencapai 2,1 juta NPWP atau 60 persen dari seluruh pencapaian 2008.

Bill Gates 'Haramkan' iPhone


San Francisco - Jelas bukan masalah besar bagi orang sekaya Bill Gates untuk membeli ponsel iPhone maupun pemutar musik iPod. Akan tetapi rupanya Bill Gates maupun istrinya, Melinda Gates melarang keberadaan produk populer tersebut di rumah mereka.

Melinda Gates, seperti dikutip dari majalah Vogue mengakui bahwa ia sebenarnya tidak keberatan mempunyai iPhone. Akan tetapi bersama Bill Gates, Melinda punya kebijakan untuk melarang adanya iPhone dan iPod di rumah mereka.

"Hanya ada sedikit hal yang dilarang di rumah tangga kami. Baik iPod maupun iPhone adalah dua benda yang tidak kami berikan pada anak-anak," papar Melinda seperti dikutip detikINET dari Los Angeles Times, Selasa (3/3/2009).

Memang, Apple dan Microsoft sudah lama terlibat persaingan panas di bisnis teknologi. Bill Gates pun mungkin tidak sudi memakai segenap produk kompetitornya itu. Sebagai ganti iPod, anak-anak Gates kemungkinan disuruh memakai Zune, pemutar musik besutan Microsoft.