Senin, 30 November 2009

Lupakan atau ikhlaskan

oke... kembali lagi" gw dapet pelajaran...
orang" putus biasanya sakit ati, nangis ga jelas, marah ga jelas....
kalo gw?
enjoy aja de...
kenapa?

ini dia....



orang bilang kalo putus itu caranya lupain, cari yang laen... efektif?

Ngga!

kenapa?

susa buat lupain seseorang itu..
ga baek ngelupain orang yang perna kita sayang....
itu ga bisa ngilangin sakit ati kita....

jadi mesti gimana?

ikhlasin....
coz kalo gita uda iklasin itu orang, kita enjoy liat dia ama pacar barunya, mungkin sedikit nyesek... tapi kalo emang uda iklas pasti enjoy aja kog...
ke 2, kalo kita iklasin berarti kita ga nutup kemungkinan dia balik lagi ke kita....
contoh : dompet kita ilang, sedih.. dah iklasin... terus tu dompet ada yang nemu terus balikin... di terima? ya...
sama kaya gitu juga...
sedangkan kalo kita lupain, lebih banyak efek buruknya...
jadi nurut gw si iklasin aja kalo baru putus cinta...
enjoy this moment...

Kamis, 02 April 2009

batu kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. 

Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya.........

Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide.........

Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya. 

Tuhan kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya.

Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Tuhan sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Selamat Beraktivitas Hadapi Hari - harimu selalu dengan Semangat Baru

skenario... renungkan

Skenario 1

Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki. Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.

Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita. "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih,"kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja..


Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua.

Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita. Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang.

Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata, "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?

Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut. Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita). Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.


Skenario 3


Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta. Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita. Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.

"Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita. Orang yang menemukan handphone kita berkata, "Oh, ini handphone bapak ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang. Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan seperti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.


Skenario 4

Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya kita tiba di rumah.

Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :

"Bapak / Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. "

SMS pun dikirim dan tidak ada balasan. Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita. Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita? Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita. Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?

Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga)..


Moral of the story

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.

a. Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih.

b. Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.

c. Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.

d. Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.


Ada sebuah hal yang aneh di sini.

Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik? Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan?

Dia adalah orang pada skenario pertama. Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.


Apa yang sebenarnya terjadi di sini?

Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.


OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga sudah mulai merasakan kehilangan karena saat itu kita baru sadar, dan kita sudah membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.

Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.

Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu. Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.


Kesimpulan

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?

Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain. Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita. Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa.

Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut. Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?

Sebaiknya tidak.

Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada.

Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.

Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.

Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.

Selasa, 17 Maret 2009

Masturbasi Sebabkan Kanker!

 Pria muda yang melakukan masturbasi akan mempunyai resiko yang lebih besar terkena kanker prostat pada saat mereka tua nantinya, tetapi sebaliknya memuaskan diri sendiri pada umur pertengahan malah akan melindungi dari timbulnya tumor.

Hubungan ini ditemukan oleh para peneliti dari Nottingham University di mana meneliti kehidupan seksual dari 800 pria. Separuh mereka terdiagnosa menderita kanker dan sisanya bebas dari penyakit tersebut.

Mereka ditanyai seberapa sering melakukan seks dan masturbasi, serta berapa jumlah pasangan yang mereka punya selama masa umur 20 tahunan, 30 tahunan, 40 tahunan dan 50 tahunan.

Para peneliti tersebut menemukan 40% dari pria yang menderita kanker prostat, laporannya menunjukkan kalau aktivitas seksual mereka paling tinggi.

Lebih dari sepertiganya mengatakan mereka melakukan masturbasi sebanyak 2 sampai tujuh kali dalam seminggu ketika mereka masih berusia 20 tahunan. Pola yang sama berlanjut pada usia 30 tahunan.

Tetapi pada usia pertengahan, fakta itu berbalik. Pria yang melakukan masturbasi punya kemungkinan paling kecil terkena tumor.

Selama ini sudah diketahui kalau kanker prostat berhubungan dengan tingkatan dari hormon testosteron pria yang mana mengatur dorongan seks pada pria.

Dr Polyxeni Dimitropoulou, yang mengepalai penelitian itu, mengatakan: "Dorongan seks pada pria juga diatur oleh tingkatan dari hormon mereka, jadi penelitian ini ingin membuktikan kebenaran dari teori yang mengatakan bahwa mempunyai dorongan seks yang tinggi akan berakibat pada resiko terkena kanker prostat."

"Kami menemukan hubungan yang sangat erat antara kanker prostat dengan aktivitas seksual pada pria usia 20 tahunan, dan antara masturbasi dengan kanker prostat pada usia 20 serta 30 tahunan mereka," katanya.

Dr Dimitropoulou menambahkan: "Penjelasan yang paling mungkin kenapa masturbasi pada pria usia 50 tahunan justru menimbulkan efek perlindungan adalah terjadinya pelepasan racun yang terkumpul selama melakukan aktivitas seksual itu. Hal itu tentunya akan mengurangi resiko berkembangnya kanker di bagian prostat."

Setiap tahunnya banyak terjadi kasus kanker prostat, tetapi kebanyakan terjadi pria berusia lanjut, terutama pada pria yang berumur 70 tahun ke atas.

sumber :  http://www.kapanlagi.com/a/masturbasi-sebabkan-kanker.html

Televisi Faktor Terbesar Terjadinya Seks Usia Dini

Terlalu banyak menonton televisi, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, tingginya tingkat kekecewaan dan buruknya hubungan keluarga dapat menjadi rumus yang meningkatkan perilaku seks dini di kalangan remaja, demikian hasil suatu studi baru.

"Jika Anda mengumpulkan semua faktor tersebut, Anda dapat memperoleh perkiraan yang lebih kuat mengenai siapa yang melakukan hubungan seks dan siapa yang tidak," kata Dr. Janet Hyde dari University of Wisconsin, yang memimpin tim penelitian tersebut.

"Satu hal saja barangkali takkan menghasilkan itu, tapi dengan berlalunya waktu Anda akan memperoleh dua atau tiga faktor resiko, keadaan mulai merosot," katanya.

Hyde dan timnya mempelajari 273 remaja yang berusia antara 13 dan 15 tahun. Sebanyak 15 persen dari mereka telah melakukan hubungan seks dini.

"Anak-anak yang melakukan perbuatan seks dini sangat tak mungkin untuk menggunakan pelindung sehingga menambah besar resiko kehamilan di kalangan remaja dan menderita penyakit yang menular melalui hubungan seks," kata Hyde.

Salah satu faktor terbesar bagi hubungan seks dini oleh remaja adalah menonton televisi, sebagian karena program televisi menggambarkan tingkat seksualitas yang lebih tinggi buat remaja dan orang dewasa dibandingkan dengan yang ada dalam kenyataan, kata para peneliti itu.

"Banyak ahli komunikasi mengatakan bahwa sewaktu kita menonton banyak bahan seperti itu, kita dibuat percaya bahwa itu nyata. Dalam kasus ini, anak-anak yang banyak menonton TV percaya bahwa semua anak sebenarnya melakukan hubungan seks, sehingga mereka akan melakukannya juga atau mereka akan merasa terasing," kata Hyde, yang melaporkan temuan timnya di dalam Journal of Youth and Adolescence.

TV juga seringkali tak menggambarkan konsekuensi negatif hubungan seks, seperti kehamilan yang tak dikehendaki atau penyakit yang menular melalui hubungan seks, katanya. Tetapi itu bukan satu-satunya faktor resiko bagi remaja untuk memulai hubungan seks sebelum berusia 15 tahun.

Anak perempuan yang telah melakukan hubungan seks secara dini memiliki penghargaan diri yang lebih rendah, hubungan yang buruk dengan orang-tua mereka, hidup bersama ibu tunggal atau orang-tua tiri, memperlihatkan tanda gangguan hiperaktif kekurangan-perhatian (ADHD), tak berprestasi di sekolah, dan lebih banyak menonton televisi.

Anak laki-laki yang melakukan hubungan seks dini lebih lauh melewati masa puber, memiliki penghargaan diri yang rendah, memperlihatkan tanda ADHD dan gangguan pembangkangan-penentangan (ODD), memiliki hubungan buruk dengan orang-tua mereka dan juga lebih banyak menonton televisi dibandingkan anak laki-laki lain.

Para peneliti tersebut menyarankan agar semua faktor resiko mengenai seks dini oleh remaja ditangani dan orang-tua ikut dalam proses itu, selain guru dan pembimbing. Mereka juga menyerukan dilancarkannya program pendidikan seks menyeluruh sehingga remaja dapat melindungi diri mereka jika mereka melakukan hubungan seks.

"Jika kita memiliki pendidikan seks yang menyeluruh sehingga anak-anak benar-benar dapat memiliki pilihan yang mereka ketahui dan melindungi diri mereka, itu adalah strategi yang jauh lebih baik," kata Hyde

Sumber : http://www.kapanlagi.com/a/televisi-faktor-terbesar-terjadinya-seks-usia-dini.html

Rabu, 04 Maret 2009

DPR setujui Perppu sunset policy jadi UU !!!!!

AKARTA - 10 fraksi di DPR menyetujui penetapan Perppu Nomor 5 Tahun 2008 tentang perubahan keempat UU No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) menjadi undang-undang.

Persetujuan itu tercapai dalam sidang paripurna DPR hari ini, Selasa (3/3/2009), di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Pada dasarnya, semua fraksi menyambut baik program sunset policy, namun beberapa fraksi menginginkan pelaksanaan program ini diperpanjang dan diperbaiki desainnya.

Dalam pandangan akhir pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa penyusunan RUU ini dimaksudkan untuk memberi kepastian hukum, meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, meningkatkan kualitas basis data perpajakan, serta meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak.

Penyusunan RUU ini dengan mempertimbangkan ternyata banyak masyarakat yang masih ingin melaksanakan kewajiban perpajakan melalui fasilitas sunset policy.

"Penguatan basis perpajakan nasional akan menunjang penerimaan pajak di masa depan. Untuk mewujudkan basis perpajakan yang lebih kredibel, perlu diberikan kesempatan seluasnya pada masyarakat untuk manfaat sunset policy," papar Sri.

Dalam pelaksanaanya, masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi yang ditandai dengan banyaknya wajib pajak yang membayar pajak di kantor pos dan bank, juga mengajukan SPT dan NPWP. Penerimaan pajak saat ini mayoritas berasal dari PPh. Di tahun 2008 peran PPh badan sebesar 77,11 persen sedangkan dari PPh pribadi hanya 22,89 persen.

"Perimbangan tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi di negara maju, di mana peranan PPh orang pribadi mayoritas dari PPh badan" ungkapnya.

Dengan adanya perpanjangan program ini diharapkan kepatuhan wajib pajak pribadi meningkat, sehingga perimbangan dapat diperbaiki secara bertahap.

Sesuai data Ditjen Pajak, surat pemberitahuan (SPT) yang disampaikan dalam rangka sunset policy sampai 28 Februari 2009 adalah 804.814 SPT. Dari jumlah tersebut 556.194 SPT diterima sampai 31 Desember 2008 dan 248.620 SPT diterima dari 1 Januari 2009-28 Februari 2009.

Dengan demikian, perpanjangan sunset policy memberikan kesempatan pada wajib pajak untuk menyampaikan SPT sampai 28 Februari 2008 dan meningkatkan 44,7 persen dari total SPT yang diterima dalam rangka sunset policy selama tahun 2008.

Penerimaan dari SPT PPh kurang bayar yang disampaikan dalam rangka sunset policy sampai 28 Februari 2009 sebesar Rp7,46 triliun, dengan perincian Rp5,56 triliun diperoleh pada periode 1 Januari-31 Desember 2008.

Sedangkan periode 1 Januari-28 Februari 2009 diperoleh sebesar Rp1,9 triliun. Hal ini menunjukkan kontribusi penerimaan sebesar 34,2 persen dibandingkan nilai penerimaan sunset policy selama 2008.

Wajib pajak orang pribadi yang mendaftar NPWP selama 2008 memiliki kesempatan memanfaatkan program ini lebih dari Rp3,5 juta. Kenaikan NPWP dalam pelaksanaan sunset policy hingga 28 Februari 2009 mencapai 2,1 juta NPWP atau 60 persen dari seluruh pencapaian 2008.

Bill Gates 'Haramkan' iPhone


San Francisco - Jelas bukan masalah besar bagi orang sekaya Bill Gates untuk membeli ponsel iPhone maupun pemutar musik iPod. Akan tetapi rupanya Bill Gates maupun istrinya, Melinda Gates melarang keberadaan produk populer tersebut di rumah mereka.

Melinda Gates, seperti dikutip dari majalah Vogue mengakui bahwa ia sebenarnya tidak keberatan mempunyai iPhone. Akan tetapi bersama Bill Gates, Melinda punya kebijakan untuk melarang adanya iPhone dan iPod di rumah mereka.

"Hanya ada sedikit hal yang dilarang di rumah tangga kami. Baik iPod maupun iPhone adalah dua benda yang tidak kami berikan pada anak-anak," papar Melinda seperti dikutip detikINET dari Los Angeles Times, Selasa (3/3/2009).

Memang, Apple dan Microsoft sudah lama terlibat persaingan panas di bisnis teknologi. Bill Gates pun mungkin tidak sudi memakai segenap produk kompetitornya itu. Sebagai ganti iPod, anak-anak Gates kemungkinan disuruh memakai Zune, pemutar musik besutan Microsoft.